Wednesday 2 June 2010

bermusafir..mentafsir


sungguh indah ciptaan Allah, sejauh mana kamu memerhatikan?



Assalamualaikum,

Alhamdulillah diizinkan Allah untuk menulis lagi. Lama saya tinggalkan penulisan, bukan apa, berehat dan bercuti bersama teman-teman. Perkongsian kali ini saya ingin membicarakan tentang bermusafir atau berjalan-jalan.


pemandangan indah di Lake District

Seringkali kita kaitkan bermusafir sebagai berjalan ke tempat yang jauh. Kita berjalan dan mengembara ke tempat yang belum pernah kita lawati. Bumi Allah yang sangat luas ini amat-amat berbaloi untuk diterokai.

Bermusafir juga membantu kita mengenal bangsa lain melalui pemerhatian atau komunikasi. Saya sendiri belajar tentang cara dan budaya masyarakat di sini melalui bermusafir. Kalau difikirkan, ia banyak membantu untuk kita menyesuaikan diri dengan masyarakat setempat. Sesuailah dengan Firman Allah dalam Surah Al-Hujuraat (49:13):

Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu Dengan Yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang Yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan Yang lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha mendalam pengetahuannya (akan keadaan dan amalan kamu).

Edinburgh, mendamaikan


Satu persoalan yang terlintas di fikiran saya, sejauh mana kita perlu beradaptasi dengan budaya setempat? setakat mana perlu dituruti?. Kadangkala terasa diri terasing bila bergaul dengan masyarakat setempat, mungkin akibat kekangan bahasa, namun saya temui hakikat yang pasti seperti yang dinyatakan dalam kalamullah Surah An-Nur (24:21); Allah mengingatkan kita supaya berhati-hati dari terjebak dengan langkah syaitan yang menyesatkan.

Wahai orang-orang Yang beriman, janganlah kamu menurut jejak langkah Syaitan; dan sesiapa Yang menurut jejak langkah Syaitan, maka Sesungguhnya Syaitan itu sentiasa menyuruh (pengikut-pengikutnya) melakukan perkara Yang keji dan perbuatan Yang mungkar. dan kalaulah tidak kerana limpah kurnia Allah dan rahmatNya kepada kamu, nescaya tidak ada seorang pun di antara kamu menjadi bersih dari dosanya selama-lamanya; akan tetapi Allah membersihkan sesiapa Yang dikehendakiNya (menurut undang-undang peraturanNya); dan (ingatlah Allah Maha Mendengar) lagi Maha mengetahui

Dari ayat ini dapatlah kita fahami bahawa selagi mana perbuatan yang kita lakukan bukan perkara yang mungkar dan mengikuti langkah syaitan, bolehlah kita ikuti. Adab yang baik boleh kita ikuti, asalkan tidak keluar dari landasan yang ditetapkan Islam. Namun, sebagai umat Islam, kita ada acuan yang telah diberikan oleh Allah iaitu Rasulullah SAW. Contoh ikutan terbaik buat kita.

Sepanjang bermusafir saya berasa sangat kagum dengan ciptaan Allah yang tiada tolok bandingnya. Setiap ciptaan Allah terus menerus bertasbih dan tunduk kepada-Nya. Namun, bagaimana kita sebagai manusia? makhluk tebaik ciptaan Allah. Sejauh mana kita tunduk dan patuh atas segala suruhan-Nya? Allah mengingatkan dalam Firman-Nya:

83. Patutkah sesudah (mengakui dan menerima perjanjian) itu, mereka mencari lain dari ugama Allah? padahal kepadaNyalah tunduk taat sekalian makhluk Yang ada di langit dan di bumi, sama ada Dengan sukarela ataupun terpaksa, dan kepadanya lah mereka dikembalikan. (Ali-Imran 3:83)

15. dan kepada Allah jualah sekalian makhluk Yang ada di langit dan di bumi tunduk menurut, sama ada Dengan sukarela atau Dengan terpaksa; dan (demikian juga) bayang-bayang mereka; pada waktu pagi dan petang. (Ar-Ra'd 13:15)


Ayat-ayat di atas memberi peringatan kepada kita tentang kewajipan kita untuk tunduk dan patuh kepada Allah. Jika difikirkan kembali, amat malu jika makhluk Allah yang tidak dikurniakan akal seperti manusia mampu tunduk kepada Allah, sedangkan kita makhluk yang mampu berfikir seringkali lalai dan leka dalam memenuhi kewajipan kita.

Saya melihat musafir saya kali ini sebagai peringatan, sebagai ujian dan medan untuk saya merapatkan ukhwah dengan sahabat-sahabat. Dari berjalanlah kita kenal sahabat kita, kenal dari erti kata sebenar, tahu kerenah dan kebaikan sahabat, sedar kelebihan mereka, dan menghargai pertolongan mereka. Jika selama ini kita hanya melihat luaran, namun bermusafir bersama memungkinkan kita mengenal dalaman sahabat, lantas lebih menghargai mereka.

Moga perjalanan kali ini memberi pengajaran terbaik untuk saya memperbaiki diri. Moga ia bukan hanya tinggal penat dan tidak hanya tinggal gambar-gambar buat kenangan...

Wallahua'alam

cerah summer

No comments:

Post a Comment